.dateHeader/>

Interpretasi Masa Nanti


(credit : freeimages.com)

Kepulan uap hangat kopi yang memenuhi sukma, terasa menusuk namun membuat lega. Hangatnya seperti memeluk sebuah raga, pahitnya seperti kenangan kita. Duduk di dekat jendela, menyaksikan jutaan rintik hujan jatuh tak berdosa. Biasanya ada bayang yang datang tiba-tiba, namun, kali ini berbeda. Tak ada rasa yang menghampiri dada, hanya lantunan lagu yang menguasai telinga. Aku tak apa-apa, bukannya aku sedang bahagia, aku hanya merasa sedang berdamai dengan dunia. 

Aku menyaksikan langkahmu pergi, aku tahu kamu tak akan kembali menjadi milikku lagi. Daun-daun ikut jatuh ke bumi, mengiringi segala kepergianmu ini. Mungkin kamu kini telah berada di suatu tempat, di mana kita tak akan pernah saling melihat. Di tengah keramaian kota, di antara peradaban manusia, kamu menyatu dengan segala isi dunia. Kita akan mengenal satu sama lain sebagai orang yang tidak pernah berjabat tangan. Kita akan tumbuh sebagai orang yang baru sembuh dari sebuah luka, sebagai orang yang pernah bahagia karena cinta.

Mungkin rindu akan menggoda kita nanti, tapi aku yakin, hatimu tidak akan peduli. Mungkin nanti kita akan kembali bertatap mata, namun hanya sebagai dua orang teman lama. Sebagai  orang yang pernah saling mengenal. Nanti, akan tiba saatnya kamu bertemu diriku, dengan laki-laki lain yang menggenggam tanganmu, persis seperti kita di masa lampau. Jika saat itu datang, kita sudah berhasil menjadi dua orang bahagia dengan jalan kita masing-masing. Janganlah diingat kembali, apa yang pernah kita alami. Biarkan segala gores luka yang membekas, hanya menjadi kejadian yang tak perlu dibalas.


Pada akhirnya kita hanya menjadi cerita, yang tak akan diceritakan pada siapa-siapa. Yang hanya perlu dibekukan dalam hati, tanpa perlu lagi diumbar ke sana kemari. Tidak ada lagi penyesalan yang masih bersembunyi, semuanya sudah pergi dan tak pernah menampakkan diri. Sudah tidak akan ada lagi rindu yang memaksa untuk bertemu, rindu denganmu akan tergantikan oleh orang yang memang seharusnya menjadi bagian hidupku. Mungkin butuh waktu lama untuk bisa ikhlas sepenuhnya, tapi aku yakin, tanpa aku, kamu akan lebih berbahagia.

0 comments:

Post a Comment