.dateHeader/>

Selebrasi Hati


(credit : freeimages.com)

Di balik kepulan rindu yang tak bertuan, langit abu-abu menahan hadir senja yang kita idamkan. Tetes hujan basahi dedaunan, sementara pipimu, terbasahi tetes pilu kerinduan. Kita hanya bayang hitam yang tak bisa saling menggenggam, ada jarak di antara tempat kita berpijak. Degup jantung kita tidak begitu kencang, ketika kamu berbalik arah, sementara aku pergi tak tau arah. Tajamnya perpisahan tak bisa dihindarkan, hanya sisakan luka dan sedih yang tak terselesaikan. Cinta sekarang bukan tentang apa yang kita harap bisa selalu dimiliki, tapi tentang apa yang bisa kita relakan jika dia ingin pergi.

Gulitanya malam hadir dengan kilauan bintang yang bersinar, di bawah rembulan, terbit doa yang tanpa absen dipanjatkan. Di atas bianglala, aku menyaksikan segala kepergian yang ada. Tanpamu, pergantian hari hanya terasa semu. Tak ada lagi ucapan yang aku tunggu. Biasanya, malam adalah waktu yang paling aku puja. Sebab, ketika aku memejamkan mata, aku tahu hari selanjutnya, hal pertama yang akan muncul dalam pikiranku adalah kamu. Namun kini, pagi hingga malam menampakkan diri, dari tetesan embun di dedaunan hingga langit senja yang kejinggaan, tidak ada lagi yang memenuhi pikiran, semua terasa sepi dan sendirian.

Gegap gempita lampu pasar malam, menemani suasana hati yang suram. Gula kapas yang manis itu, mengingatkanku akan senyum di wajahmu, hiruk-pikuk anak kecil yang begitu gembira, pasangan yang sedang dimanja, mengapa kita tak pernah sebahagia mereka? Mungkin kita yang kurang memaknai setiap hal kecil yang kita punya, sampai akhirnya ketika semua itu hilang selamanya. Apa kita wajib merenungi penyesalan? Atau kita harus berbenah diri agar selanjutnya kita menjadi pusat kebahagiaan? Aku akan berubah, menjadi orang yang lebih baik. Namun, aku tetap orang yang sama, dengan sikap yang yang sudah berbenah.

Sekarang, apa ini semua soal takdir? Ataukah hanya kita yang dipertemukan di waktu yang salah? Entahlah, mungkin tidak ada yang salah. Kelak, jika hatimu sudah seperti sedia kala, carilah laki-laki yang jauh lebih baik dari manusia penuh kekurangan ini. Semoga kamu bisa berbahagia, dan segera berdamai dengan dirimu sendiri. Tidak usah kamu pikirkan bagaimana aku nanti, aku tahu kamu tidak akan pernah peduli.

0 comments:

Post a Comment