.dateHeader/>

Awal Kali Bertatap



Tuhan menciptakan kita dengan sebuah ingatan, maka izinkanlah aku mengisi ingatanku hanya dengan namamu saja. Entah mengapa saat pertama kali kita berpapasan, berawal dari tatap rasa dalam hati ini berubah. Yang awalnya hanya bongkahan batu di tengah gurun pasir, kini menjadi taman bunga berhiaskan pelangi. Aneh, mengapa rasa ini tumbuh padamu, jelas-jelas aku sudah menahan segala hasrat untuk mencinta lagi.


Lemari besi adalah tempat menyimpan barang berharga paling aman. Hatiku, lemari besi tempat menyimpan barang berharga yang ku sebut cinta. Aman memang, tapi akan selamanya kah ku simpan cinta ini. Apakah cinta seperti makanan berpengawet yang memiliki kadaluarsa? Sepertinya tidak, karena cintaku murni tanpa campuran dusta di dalamnya.


Kau berikan enigma baru dalam hidupku. Mendekatimu aku ragu, menatapmu aku malu. Lantas apa yang bisa aku lakukan? Ya hanya diam sampai matahari terbit dari barat. Karena rasa takutku lebih besar dari menara Eiffel. Dari puncak ketakutanku, aku melihat dirimu, hanya setitik cahaya terang dalam malam gelap. Tanpamu, aku bukan apa-apa. Kau adalah matahariku, yang terus menyinari hari-hariku. Kau juga krayon dan aku hanya selembar kertas putih. Kau warnai aku dengan goresan kebahagiaan, satu pintaku jangan kau goreskan aku dengan tajamnya perpisahan nantinya.



Ya, memang benar.


Berimajinasilah setinggi-tingginya.


Berharaplah setinggi angkasa meski kenyataan hanya sebatas nelangsa.


Aku yang terbiasa bungkam tanpa pernah berkata sejujurnya tentang perasaan. Bagaimana mungkin aku menyampaikan isi hatiku kehadapan manusia yang merupakan mahakarya terindah Tuhan di dunia ini. Aku merasa aku tidaklah pantas untuk bisa bersanding bersamamu ketika kau sedang berjalan. Aku benar-benar kagum dengan paras indahmu itu. Tak pernah terbayangkan Tuhan dengan baiknya mempertemukan kita. Meski hanya sebatas mengenal dan dengan cinta tak terbalas dipihak pria yang kini bimbang setengah mati untuk memulai sekadar menyapamu atau hanya sekadar mengirimkan pesan singkat untuk memulai apa yang disebut dengan pendekatan.


Aku hanyalah penasaran, apakah hatimu masih kosong atau sudah ada pemiliknya kini? Aku ingin bertanya tapi bibirku kelu. Tak tahu apakah aku harus melangkah atau menyerah. Aku ingat kita tidak akan tahu apabila kita tidak berusaha. Atas segala usaha-usaha yang aku keluarkan, aku tahu kini hatimu ternyata sedang berdiri sendiri. Tak ada sosok yang sedang kau banggakan pada sahabat dekatmu. Yang ada hanyalah tangisan dan celotehan penyesalan yang kau ucapkan karena telah merelakan dia pergi. Tenanglah, berikan aku kesempatan. Niscaya akan aku gantikan pria itu di dalam hati kecilmu itu. Aku bisa bahkan lebih hebat dari pria itu. Aku ingin akulah sosok yang selama ini kau idam-idamkan.


Aku semakin sering bertatap muka denganmu. Aku semakin sering berbincang denganmu. Namun aku justru semakin sering mempertanyakan apakah namaku ada di hatimu kini? Apakah aku adalah orang yang selalu kau pikirkan di kala kau ingin memejamkan mata saat malam hari? Apakah aku orang yang kau ingin temui dalam rindumu? Atau apakah aku adalah sosok yang selalu ku sebut dalam doamu? Huh! Yang benar aja. Otakku memang selalu saja memikirkan hal yang sangat-sangat tidak mungkin terjadi. Entah tidak mungkin terjadi atau aku yang terlalu pesimis. Entahlah, yang terpenting segala pertanyaanku tadi adalah hal yang selalu aku lakukan atas namamu. Sekali lagi aku menyayangimu.

photo credit: trarsi Tras el espejo via photopin (license)