.dateHeader/>

Semua yang Dulu


(credit: unsplash)

Aku memiliki banyak cerita yang berlatarkan pantai, atau mungkin hampir semua cerita tentangmu dan kita adalah berlatar pantai. Matahari sudah menjadi teman dekat kita di sana, kita tidak pernah mengeluh jika matahari membuat kening kita dipenuhi bulir keringat. Sebab, yang kita suka adalah bagaimana pantai membuat kita sebegitu dekat. Banyak kenangan kita yang telah menyatu bersama pasir, terkikis ombak dan entah bagaimana akhirnya. Banyak orang juga menikmati panorama indah di depan kita, namun sebagiannya hanya datang untuk publikasi tanpa sedikitpun menikmati. Aku bingung, ketika dihadapkan dengan keindahan alam dan ciptaan Tuhan paling indah. Entah yang mana harus aku kagumi terlebih dulu, yang pasti aku lebih mencintai kamu.

Aku rindu saat kita duduk berdua, menatap ke arah senja, dan berbagi tentang apa yang kita rasa. Aku menyayangimu begitu dalam, sampai aku lupa bagaimana caranya menjadi baik-baik saja ketika kamu meninggalkanku. Di tepi ingatan yang masih membekas, segala hal yang kita lakukan masih begitu membayang. Segala tangkapan gambar dalam galeri ponselku masih menetap, bukan perkara gambar yang ada di sana, namun seberapa dalam kenangan yang pernah tercipta di dalamnya. Bukan kenangan namanya jika tidak berhasil membuat rindu, meskipun sedikit, pasti akan terasa rindu. Terkadang, rindu tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Oleh sebab itu, banyak rindu yang tak bertuan, banyak rindu yang tak tahu ke mana harus menuju.

Aku masih begitu merindukanmu, apakah kita mungkin bisa bertemu? Atau waktumu sudah tidak sudi lagi untuk menemuiku? Entahlah, hanya itu yang aku tak tahu jawabannya. Semua waktu-waktu yang dulu telah terisi oleh kenangan kita, kini hanya dapat dinikmati sendiri. Sebelum kita menjadi benar-benar asing, ingatlah jika kita pernah terikat dalam sebuah kata sayang. Mungkin kamu tidak akan peduli lagi tentang apa yang pernah kita genggam, tidak masalah. Aku harap, aku punya mesin waktu, untuk memperbaiki apa yang menjadi salah di masa dulu.

0 comments:

Post a Comment